Jobsheet PKK KD 3.4 kelas 11
JOBSHEET
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN
SMK N 2 KARANGANYAR
Tahun ajaran 2018/2019
Nama : Putra Yuridul Firdaus
No : 21
Kelas : XI RB
A.
KOMPETENSI
DASAR
3.4 Menganalisis konsep desain / protoype dan kemasan produk barang/jasa
B.
INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.4.1
Menjelaskan konsep desain/
prototype dan kemasan produk barang/jasa
3.4.2
Menentukan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
4.4.1
Menyajikan desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
C.
MATERI
POKOK
PENGERTIAN PROTOTYPE
PRODUK
Fenomena
dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai
prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas
suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih
tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian
terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting
agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada
lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka
sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan
produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk
adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe
produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk
diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja
prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun
masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk
proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi
produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya
pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai
bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama
seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses
sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja
sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta
prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab
pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang
perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN
PROTOTYPE
Berikut
tahapan prototype:
1.
Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep
teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2.
Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan
fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja
untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk
menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3.
Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat
seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas
maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas
teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk
dilanjutkan pada tahapan produksi.
4.
Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan
pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
5.
Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang
dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan
metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6.
Qualified production item: dibuat dalam skala penuh
berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk
memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang
diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
7.
Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara
komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk
yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan
kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan
konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8.
Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang
akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan
penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk
memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun
lingkungan user.
9.
Prototipe adalah bentuk efektif dalam
mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk
sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk
akhir.
PENGERTIAN
KEMASAN PRODUK
Kemasan
adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar
(Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut
Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang
kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti,
2010:132).
Kemasan yang
dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan.
Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik
atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya
dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian
barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan
menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang
memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
FUNGSI
KEMASAN PRODUK
Banyak
perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh
lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua
fungsi yaitu:
1. Fungsi
Protektif
Berkenaan
dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan.
2. Fungsi
Promosional
Peran
kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan
menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1.
Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak
lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan
ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang
mendukung produk.
2.
Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih
mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang
lebih baik.
3.
Company and brand image. Perusahaan mengenal baik
kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam
mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4.
Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif
akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain
berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:
1.
Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu
fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau
kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2.
Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik
perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3.
Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana
kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
TUJUAN
KEMASAN PRODUK
Menurut Louw
dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1.
Physical Production. Melindungi objek dari suhu,
getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
2.
Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen
uap air, debu, dan sebagainya.
3.
Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil
biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi
dan penanganan.
4.
Information Transmission. Informasi tentang cara
menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering
terdapat pada kemasan atau label.
5.
Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup
kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat
membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan
sebagai perangkat anti-pencurian.
6.
Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan
digunakan kembali.
7.
Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk
mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
JENIS-JENIS
KEMASAN
Berdasarkan
struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi
bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
2.
Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya
melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3.
Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang
diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier
umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan
frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang
langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2.
Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip),
kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan
lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya
botol minuman dan botol kecap.
3.
Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan
ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah
dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan
tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk
diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya
adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2.
Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih
memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk
lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau
plastik.
PENGERTIAN
SKETSA
Menurut
Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau. Sebagian
komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang
menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain
sebagainya.
Sementara
menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan
gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis
besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang
sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk
sesungguhnya.
Beberapa
garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol
tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang
terlihat dan terlintas dalam benak seseorang.
Dengan
demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui
kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam
berkarya seni rupa.
Kegiatan
menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita
hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis
dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang
sesuai.
Demikian
pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni
rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
Menurut
Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol
hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara
sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi,
seorang seniman dan kritikus seni rupa.
Sketsa
ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang
lengkap.
Ungkapan ini
menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara
sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya
sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh
unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap,
dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti
tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan,
dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga
memiliki keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok
hanyalah pada medium pengucapannya.
JENIS-JENIS
SKETSA
1.
Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat
garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai.
2.
Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa
garis saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.
3.
Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan
cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global.
KOMPOSISI
UNSUR SKETSA
Komposisi
memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi
atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang
tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara
lain :
1.
Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama
di dalam membentuk komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi :
komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.
2.
Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu
jenis warna, akan tetapi pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat
diperlukan agar memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya
diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.
3.
Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah
unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang disusun atau digores sedemikian
rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor
unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.
4.
Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan
pelengkap dalam pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar
kasar yang tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap
kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan
cukup jelas.
ATURAN DALAM
MEMBUAT SKETSA
1.
Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis
vertical, horizontal, maupun lengkung secara tipis.
2.
Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis
kerangka kubus atau kotak dalam keadaan tipis
3.
Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan
sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.
FUNGSI ATAU
MANFAAT SKETSA
Senada
dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :
1.
Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema
2.
Meminimalisir kesalahan
3.
Mempertajam pengamatan
4.
Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan
keterampilan tangan.
D.
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
·
Mengamati Konsep desain/prototype dan
kemasan produk barang/jasa
·
Mengumpulkan data tentang Konsep
desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
·
Mengolah data tentang
Konsepdesain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
·
Menyajikan tentang Konsep desain/prototype
dan kemasan produk barang/jas
E.
SOAL
ESSAY
1.
Jelaskan pengertian prototype produk ?
2.
Jelaskan
pengertian kemasan produk ?
3.
Jelaskan
pengertian sketsa menurut linda murray dan peter ?
4.
Sebutkan
dan jelaskan jenis-jenis sketsa ?
5.
Sebutkan
dan jelaskan manfaat sketsa ?
F.
SOAL
OBJEKTIF
1. Bentuk dasar
dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana
pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan
kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Merupakan pengertian dari
a.
Customer
b. purwa–rupa produk
c.
Disposible
d.
Sketsa
e.
Quality
2. Ada berapa tahapan – tahapan
prototype
a.
6
b.
7
c.
8
d. 9
e.
10
3. Pengemasan adalah kegiatan merancang
dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Merupakan pengertian menurut
a.
James
b.
Goslin
c. Kotler & Keller
d.
Petter Joesh
e.
Karina
4. Ada berapa jenis – jenis sketsa
a. 3
b.
5
c.
6
d.
4
e.
7
5. Semi Disposable adalah
a.
Kemasan
sekali pakai
b.
Kemasan siap
dirakit
c.
Kemasan yang
dapat dipakai berulang kali
d.
Kemasan yang bisa dibuang
e. Kemasan yang tidak dibuang
6. Unsur yang memiliki peran utama di
dalam membentuk komposisi. Merupakan pengertian dari
a. Garis – garis
b.
Warna
c.
Bidang
d.
Size
e.
Bentuk
7. Yang tidak termasuk
fungsi sketsa yaitu
a. Untuk lebih memfokuskan gambaran
atau gagasan tema
b. Meminimalisir kesalahan
c.
Menambahkan hasil kelebihan
d. Mempertajam pengamatan
e. Meningkatkan kemampuan koordinasi
hasil pengamatan dan keterampilan tangan.
8. Yang tidak termasuk kemasan siap dirakit adalah
a.
lempengan
b.
silinder
fleksibel
c.
wadah yang
terbuat dari kertas
d. wadah yang terbuat dari karet
e.
foil atau
plastik
9. Sketsa adalah
a. Rancangan kasar dari suatu komposisi
b.
cara awal
c.
teknik dalam merancang
d.
rencana pembuatan produk
e.
rencana penggunaan produk
10. Pada tahun
berapa Fajar Siddiq mengeluarkan pendapat mengenai garis?
a.
1991
b.
1971
c. 1981
d.
1992
e.
2001
G.
JAWABAN
1.
Prototipe
produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
2.
Kemasan adalah
desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan.
3.
Sketsa adalah
rancangan kasar dari suatu komposisi atausebagian komposisi dibuat demi
kepuasan pribadi.
4.
·
Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis
bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai.
·
Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis
saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.
·
Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan
kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global.
5.
·
Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi
yaitu :
·
Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema
·
Meminimalisir kesalahan
·
Mempertajam pengamatan
·
Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan
keterampilan tangan.
Komentar
Posting Komentar